08 September 2007

Link 7 September 2007, Etika Link Exchange

Membaca komentar Mas Cempluk dan Mas AG. Syam saya jadi ikut prihatin dengan fenomena link exchange belakangan ini.
Karena link exchange termasuk cara yang ampuh untuk mempopulerkan blog, maka seakan2 mengabaikan etika dalam bertukar link.
Seringkali terkesan memaksa seperti yang dikatakan Mas Cempluk.
Atau lebih menguntungkan diri sendiri dengan meminta orang lain memberi tautan terlebih dahulu seperti yang dikatakan Mas Ag. Syam.

Diantara blogger yang satu dengan blogger yang lain tidak sama dalam menyikapi Link Exchange.
Mereka dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Blogger yang menerima secara terbuka semua ajakan tukar link tanpa terkecuali.
  2. Blogger yang bersikap selektif.
  3. Blogger yang tidak ambil peduli dengan pertukaran link.




Sebagian besar blogger berada pada kelompok yang selektif.
Selektif maksudnya pertukaran link akan ia setujui bila memenuhi kriteria yang ia inginkan. Misalnya persamaan tema/topik blog, persamaan latar belakang (almamater, asal daerah, dsb).
Atau memberi batasan hanya memajang 100 buah link dalam blogrollnya.
Bahkan ada pula yang hanya mau menerima pertukaran link dengan yang pageranknya lebih tinggi atau minimal sama dengan blog miliknya.
Ini merupakan hak asasi dalam dunia blog.

Jadi kurang pas kalo kemudian kita memaksa blogger lain untuk menaruh link kita di blognya.
Lebih kurang pas lagi bila ternyata kita tidak terlebih dahulu memberi tautan untuknya, kemudian berteriak2 di shoutbox miliknya:
Mana Link Saya?

Kok Saya belum di link sih?



Link hari ini:
Lirik dan Chord
Agam
Andi Bagus
gies
cassava
scanlo
mervandi
eliz
gadisbintang
Fii
mulkan
akta4
tr
adite
theodava
adite
aLe


7 komentar:

  1. serba salah memang...dan susah sekali bilang tidak kalo udah ditodong spt itu...:(

    BalasHapus
  2. selama ini, sebisa mungkin saya selalu melinkback website/blog yang telah melink saya.. kalau ada yang belum mungkin karena tidak terdeteksi technocrati..

    dan saya rasa meminta kita dilink terlbih dahulu bukanlah bermaksud untuk menguntungkan diri sendiri, kita akan memberikan linkback dengan senang hati ke website apapun juga, namun jika pemilik website itu belum melink kita dan cuma teriak2: "hey, link gw donk.." dan stelah itu gak nongol2 lagi, perlukah dilinkback? (linkback bukan pula terminoogi yang tepat mengingat emang belom dilink ama mereka..)

    BalasHapus
  3. hm..memang ada karakteristik blog yang saya link karena mungkin menarik ( menurut saya )..tetapi ada hal lain misalnya ia menjadi pengunjung tetap di postingan saya ( walau saya tidak berpamrih mengharapkan komen ) karena bagi saya blog hanya penuangan gagasan dan ide. Sukur dibaca dan memberi manfaat bagi orang lain.

    BalasHapus
  4. klo saya sih, blog mana yg mengunjungi saya (duluan) maupun saya yg nyasar ke blognya dia... saya bakalan langsung minta ijinnya untuk saya link di blog saya.

    dan sebelum dia berkata, "saya ijinkan...", saya akan pasang langsung aja di blogroll saya *ga sopan ya sayanya??*. walo ternyata ntar dia ga ngelink saya, well somehow itu ga terlalu masalah buat saya.

    sejauh ini blom ada yang maksa-maksa saya buat tukeran link...hehehe... saya juga gak maksa orang laen. take it easy aja. ngeblog wae kok repot...

    BalasHapus
  5. Kunjungan balik nih,,sukses tukeran link nya.

    BalasHapus
  6. Kunjungan Balik, sukses selalu.

    BalasHapus
  7. @gies & @Yuki:
    Seperti yang Juminten (theworldofnilla.blogspot) lakukan bagus juga. Link aja dulu, ntar diliat apakah dapat backlink. Kalo nggak ingatkan orang yang bersangkutan.
    Dan memang tepat yang dikatakan Pak @Iman Brotoseno, blogger membuat tautan/link tidak semata karena pertukaran link. Tetapi bisa juga karena ada hal yang menarik atau menghargai yang bersangkutan merupakan pengunjung tetap.
    @ndutyke wah, keren banget. Setiap yang berkunjung akan dilink. Bener tuh, ngeblog wae kok repot.
    Intinya biarpun link exchange memiliki rambu2, tapi jangan sampe terlalu membebani kita.

    BalasHapus